Jumat, 07 Oktober 2011


SEGITIGA ANTARA PENJABAT,ORANG SAKIT DAN POLISI.
Mungkin banyak orang menyadari tentang hal ini dimana suatu perbedaan kedudukan antara orang sakit,penjabat dan polisi,dimana terletak di suatu lingkaran yang menganak tirikan orang sakit, mungkin belum sempat melintas di benak anda suatu perbedaan kedudukan yang sangat mendasar diantara ketiganya itu,contoh real yang saya temukan dilapangan dimana penjabat ketika bepergian cenderung akan dikawal,nah...sekarang pertanyaanya ialah pernahkah anda melihat ambulance dikawal oleh polisi???jika pernah katakan kepada saya,saya akan meneliti,,siapa yang ada di dalam ambulan tersebut,yang sudah bisa saya tebak,kalau bukan penjabat pasti orang penting,,kembali saya bertanya... dimana pengawal-pengawal  tersebut ketika yang berada di dalam ambulance tersebut adalah masyarakat biasa atau bahkan dari kalangan menengah kebawah???
tidak usah dijawab,saya tidak mau anda susah payah untuk menjawab hal tersebut.
fakta yang saya dapati dilapangan dan kembali ini fakta yang saya dapati, yaitu ketika ambulance-ambulance tersebut terjebak macet di suatu pusat kota metropolitan,,nah siapa yang peduli???ketika tetes nyawa dipertaruhkan disana,ketika tangisan mengaromai setiap perjalanan.siapa yang peduli???
bayangkan ketika anda berada di posisi tersebut,dan mohon maaf kalimat ini bukan bermagsud untuk mendoakan, lebih bermagsud untuk merasakan yang mungkin belum pernah kita rasakan. dan kembali saya harap tidak akan pernah terjadi hal semacam itu pada diri anda.
mungkin setidaknya itulah keluh kesan saya akan suatu fenomena yang saya dapati baru-baru ini,,
semoga dapat memberi sedikit arti untuk anda,dan saya harapkan akan ada suatu perubahan,mungkin nextnya ketika ambulance-ambulance tersebut melintas di pusat kota  beberapa oknum sadar untuk mengawal atau bahkan sedikit membagi jalanya untuk mereka,relakanlah setetes waktu anda untuk setetes nyawa mereka..
terima kasih telah mengikuti kata demi kata,kalimat demi kalimat,dan artikel yang ke depanya saya harap menjadi sebuah buku,yahhh mimpi sedikit lahhh.mumpung bermimpi akhir-akhir ini masih gratis,,siapa tau 5 atau 6 tahun ke depan untuk bermimpi saja harus bayar,seperti halnya untuk sekedar (maaf)buang hajat dan kencing ,siapa yang tau bukan...
Regards DEWA OKA BALINESE.


Sabtu, 10 September 2011

Ragu untuk peduli

Mohon maaf di artikel saya saat ini tidak membahas tentang bali,seperti artikel-artikel saya sebelumnya.jujur belum ada inspirasi untuk saya saat ini.
Dan berhubung saya mendapatkan suatu pengalaman dimana mendapatkan kesempatan kemah atau camp si suatu panti asuhan terbesar di bali nah disinilah saya akan membuat suatu artikel...RAGU UNTUK PEDULI...
mungkin dari judul sudah tak manusiawi tapi kembali inilah pendapat saya...
Seorang anak kecil imut yang bernama yoga duduk di bangku sekolah dasar kelas 6,yang lokasinya tidak jauh dari panti asuhan,yang memiliki nasib tidak seenak masakan restoran,tidak serapi hotel bintang 5++ dan tidak ada asuransi atau jaminan kehidupan layak bak orang-orang asuransi.ini sulit untuk dijelaskan,tidak semudah mengedipkan mata yang berjuta kali kita lakukan,ini lebih tertuju kepada nasib,,bukan pilihan A,B,C bahkan D pada suatu ujian.
siapapun saya rasa tidak ingin menjadi seperti itu,kembali karena itu bukan suatu pilihan tentunya.
seolah dunia tidak adil ketika tidak ada satupun pilihan untuk mereka,ya,,,,untuk anak-anak panti asuhan tersebut,ketika hitam adalah hitam,bukan abu-abu atau warna-warna cerah yang mengasikkan lainya,karena itu semua kelabu,gelap untuk mereka,semuanya seolah semu selit dijelaskan oleh logika ataupun akal sehat apalagi orang gila tentang perbedaan itu,,,
namun disini saya bukan orang-orang ber IQ tinggi yang akan mencoba memaparkan itu semua,disini saya berkeinginan membahas tentang KERAGUAN SAYA UNTUK PEDULI kepada mereka,ya untuk peduli kepada anak-anak panti tersebut ketika anak-anak panti tersebut menggunakan fasilitas bak anak gedongn atau anak yang berasak dari ekonomi menengah,,,seperti handphone,sepatu,baju  dan lain-lain,tetapi benar sih masalah handphone mereka yang saya temui mengunakan handphone cina.bukan merk-merk anak muda yang lagi booming saat iniseperti bery-bery dan sisa apel,,walaupun saya ragu tentang kegunaan atau manfaatnya bagi anak-anak muda saat ini,ya hanya untuk trend atau mendongkrak rasa percaya diri etika mengatahan,,,heyyyy pin mu brapa?????nah yang jadi korban disini ya orang-orang seperti saya.yang belum menggunakanya...tapi eitttssss its ok ga masalah untuk saya,,,hahahaha ka;ian berasa rada ngelantur sama topik inti kita,,,so do i,,saya juga. its ok lets kita bahal lagi tentang keraguan saya,tentang semua yang mereka miliki disini,ketika yang saya lihat banyak merk-merk besar yang mereka bulding seperti:adidos,nikes,wom cycle dll...dab yang lebih tragis itu semua asli,tidak seperti aya yang sehari-hari menggunakan barang sniper ata tembakan,,haha terkean curhat,nah disanalah keraguan saya mulai tumbuh...HARUSKAH SAYA PEDULI??????
suatu pertanyaan besar untuk saya bak topi kebesaran yang memenuhi kepala kecil saya,di hari ke 2 saya beruntung dapat bertemu dengan 2 narasumber baru,bak ketemu tambang emas untuk saya,kalau ditanya senang ya pastinya,,ketimbang saya bertemu dengan orang-orang dengan pengaruh globalisasi tinggi yang hanya memberikan saya mimpi melambung tinggi,,,,kembali ke 2 narasumber baru saya,,mereka ber 2 sangat ramah,sopan santun,dan jarang ditemukan di kota-kota besar tentunya,,,ketika saya tanya,,dik senang disini???? jawabnya,,,,kenapa tidak senang,,senang kak,,,wow bukanya mereka sosok yang perlu kita tiru,dibalik kesederhanaanya mereka mempunyai rasa syukur yang luar biasa,,,kembali ke rasa saya akan RAGU UNTUK PEDULI,,saya mendapatkan suatu jawaban logis dari seorang narasumber yang tak lain sosok seorang  kakak yang bernama dewa putu siska putra  dimana semua fasilitas tersebut adalah hasil dari sumbangan...terakhir maukah kita menjadi anak panti walau dengan fasilitas bak orang gedongan????tentu jawabnya tidak...disinilah kita dapat menarik suatu kesimpulan,bersyukurlah akan apa yang kita punya,yang belum tentu orang lain punya,,masak rasa bersyukur kita dikalahkan anak panti tersebut....
Regards DEWA OKA BALINESE.

Sabtu, 27 Agustus 2011

orang desa bali dan orang kota.

bali,,,ya kembali saya akan bahas tentang bali..disini saya akan membahas tentang orang desa bali dan orang kota,mohon maaf apabila di artikel saya ini akan sedikit menyudutkan orang kota,tapi kembali saya tekankan inilah pendapat saya,tentu berbeda dengan pendapat anda,masalah alasan perbedaan pendapat bisa di lihat di artikel saya sebelumnya.
kembali ke poin masalah,apa yang anda pikirkan tentang desa?cie facebook mode on.... pasti anda akan berpikir kampungan pemikiran terbelakang dan banyak hal negatif lainya..tapi taukah anda kebanyakan orang desa tau kota,tapi tak semua orang kota tau desa.desa ya,,,,saya  hidup di desa,saya heran ketika saya mulai hidup di kota,semuanya beda semuanya mahal,ya itu yang saya ketahui ketika saya baru menginjakkan kaki di kota,saya heran kenapa bisa lebih mahal,,,,tidak ada satu orangpun yang dapat menjawab secara pasti,dan memuaskan untuk saya,,,,yang saya dengar cuma jawaban bro ini kota bukan desa,,,beda dong,,,,,,,,
sekarang yang membedakan dimana...ketika bbm harganya seindonesia sama 4500 dan harga beras juga tak jauh beda,,,yang membedakan dimana?????????????suatu pertanyaan besar,,,,,,,,,,,,,,
namun menurut pengamatan saya.ya orang desa itu terkesan hidup dalam ketiak kesederhanaan menuntut mereka untuk tetap berada di suatu keadaan sederhana walaupun bau.hahahaha,,lain hal nya orang kota,yang cenderung mencai dan mencari,mengejar perubahan globalisasi,mungkin itu contoh hal real perbedaanya,,dan yang keras membedakan .....
di desa 2000 rupiah kita sudah bisa mendapatkan nasi bungkus,,beda dengan di kota,menurut pengamatan saya yang baru-baru menginjak kota minimal kita butuh 8000 rupiah untuk sekali makan...wow perbedaan yang sangat mencolok bukan...
disini saya mengambil kesimpulan bahwa orang desa membuat usaha hanya untuk menghidupi keluarganya saja dan itu sudah cukup bagi mereka dan tetap berada di ketiak kesederhanaan. lain halnya orang kota yang membuat suatu usaha untuk mengejar dan mengejar pengaruh globalisasi,,,,ya kembali inilah pendapat saya... tentang kebutuhan orang kota dan desa,mungkin saya akan mengangkat topik tersebut di artikel saya berikutnya,,,,,,,,,,,,
regards dewa oka balinese..........

Sabtu, 20 Agustus 2011

pariwisata dimata saya,hanya di mata saya....

nama saya oka seorang anak yang mencoba berselancar di kehidupan blogger,,,ya hanya mencoba,disini saya membuat sebuah artikel dimana bali dimata saya,hanya dimata saya,tentunya di mata anda  berbeda pastinya karena. mata kita berbeda kita dianugehari masing-masing sepasang mata.walaupun ada yang memiliki kekurangan,tapi tak mengapa,saya juga tidak ingin membahas hal itu,pariwisata di bali menurut saya suatu terobosan yang nyata ibaratkan manusia dalam kepercayaan hindu yang dapat berengkarnasi kembali,contoh real dari hal tersebut dimana bom bali 1 dan 2,dimana benar-benar merubah keadaan bali dalam kurun waktu yang relatif lama,semua sektor mati,banyak hotel,restoran,travel gurung tikar atas kejadian itu,namun seiring berjalanya waktu,terbit terbenamnya matahari,itu semua tumbuh kembali,ya.......hidup kembali diiraratkan seberti seekor beruang yang berhibernasi.siap bangun dan menanteng para penantangya,ya,,,,,,,,,bali sudah hidup kembali,,seiring hidupnya bali tentunya banyak hal yang dapat kita petik dari perubahan yang derastis tersebut,bali kembali hidup dengan dampak-dampak yang positif bahkan negatif.dampak positif tentunya banyak.salah satunya ya melejitnya hotel-hotel baru,villa,restoran bahkan tempat2 hiburan malam.tentunya dengan pertumbuhan tersebut harus ada sesuatu yang harus dibayar..ya mereka mempangkas habis sawah-sawah yang ada,orang bali terasa buta,ya terasa buta dan tak bisa bicara ketika mata dan bibir mereka ditutupi dengan dolar yang berlimpah..dolar!!!!!saya pernah mendengar suatu wacana dari dosen dan seorang siswa,seorang siswa bertanya:Maaf pak mengapa di universitas ini sedikit sekali yang meu masuk fakultas pertanian?mereka lebih ingin masuk fakultas-fakultas keren seperti kedokteran,ekonomi,bahkan pariwisata.
dosenpun dengan tak ragu menjawab tanya siswa tersebut:Ia memang benar adanya...tapi yang benar-benar dibutuhkan oleh bali adalah seorang seperti anda,dari fakultas pertanian,bayangkan jika semua orang masuk pariwisata,semua sawah dipangkas demi sebuah dolar,,menjadi buta dan bisu..dan setelah menjadi hotel,villa,restoran...memang kamu mau Makan Beton??? sejenak hati saya tergugah,,andai ada  setengah atau lebih orang bali yang berpikiran sama halnya dengan dosen tersebut,saya yakin bali akan tetap menjadi bali,,tentunya tidak hanya punya pikiran itu,saya rasa percuma kalau kita hanya mempunyai pemikiran seperti itu namun ketika ditutup dengan dolar semuanya berubah,,,wow sangat mengecewakan tentunya..ya tugas kalian hanyalah mempertahankan tak perlu mencari,hanya mempertahankan itu sudah lebih dari cukup untuk anda,kita,dan semua biarkanlah bali menjadi bali,bukan bali menjadi beton.kembalikan baliku....