Sabtu, 10 September 2011

Ragu untuk peduli

Mohon maaf di artikel saya saat ini tidak membahas tentang bali,seperti artikel-artikel saya sebelumnya.jujur belum ada inspirasi untuk saya saat ini.
Dan berhubung saya mendapatkan suatu pengalaman dimana mendapatkan kesempatan kemah atau camp si suatu panti asuhan terbesar di bali nah disinilah saya akan membuat suatu artikel...RAGU UNTUK PEDULI...
mungkin dari judul sudah tak manusiawi tapi kembali inilah pendapat saya...
Seorang anak kecil imut yang bernama yoga duduk di bangku sekolah dasar kelas 6,yang lokasinya tidak jauh dari panti asuhan,yang memiliki nasib tidak seenak masakan restoran,tidak serapi hotel bintang 5++ dan tidak ada asuransi atau jaminan kehidupan layak bak orang-orang asuransi.ini sulit untuk dijelaskan,tidak semudah mengedipkan mata yang berjuta kali kita lakukan,ini lebih tertuju kepada nasib,,bukan pilihan A,B,C bahkan D pada suatu ujian.
siapapun saya rasa tidak ingin menjadi seperti itu,kembali karena itu bukan suatu pilihan tentunya.
seolah dunia tidak adil ketika tidak ada satupun pilihan untuk mereka,ya,,,,untuk anak-anak panti asuhan tersebut,ketika hitam adalah hitam,bukan abu-abu atau warna-warna cerah yang mengasikkan lainya,karena itu semua kelabu,gelap untuk mereka,semuanya seolah semu selit dijelaskan oleh logika ataupun akal sehat apalagi orang gila tentang perbedaan itu,,,
namun disini saya bukan orang-orang ber IQ tinggi yang akan mencoba memaparkan itu semua,disini saya berkeinginan membahas tentang KERAGUAN SAYA UNTUK PEDULI kepada mereka,ya untuk peduli kepada anak-anak panti tersebut ketika anak-anak panti tersebut menggunakan fasilitas bak anak gedongn atau anak yang berasak dari ekonomi menengah,,,seperti handphone,sepatu,baju  dan lain-lain,tetapi benar sih masalah handphone mereka yang saya temui mengunakan handphone cina.bukan merk-merk anak muda yang lagi booming saat iniseperti bery-bery dan sisa apel,,walaupun saya ragu tentang kegunaan atau manfaatnya bagi anak-anak muda saat ini,ya hanya untuk trend atau mendongkrak rasa percaya diri etika mengatahan,,,heyyyy pin mu brapa?????nah yang jadi korban disini ya orang-orang seperti saya.yang belum menggunakanya...tapi eitttssss its ok ga masalah untuk saya,,,hahahaha ka;ian berasa rada ngelantur sama topik inti kita,,,so do i,,saya juga. its ok lets kita bahal lagi tentang keraguan saya,tentang semua yang mereka miliki disini,ketika yang saya lihat banyak merk-merk besar yang mereka bulding seperti:adidos,nikes,wom cycle dll...dab yang lebih tragis itu semua asli,tidak seperti aya yang sehari-hari menggunakan barang sniper ata tembakan,,haha terkean curhat,nah disanalah keraguan saya mulai tumbuh...HARUSKAH SAYA PEDULI??????
suatu pertanyaan besar untuk saya bak topi kebesaran yang memenuhi kepala kecil saya,di hari ke 2 saya beruntung dapat bertemu dengan 2 narasumber baru,bak ketemu tambang emas untuk saya,kalau ditanya senang ya pastinya,,ketimbang saya bertemu dengan orang-orang dengan pengaruh globalisasi tinggi yang hanya memberikan saya mimpi melambung tinggi,,,,kembali ke 2 narasumber baru saya,,mereka ber 2 sangat ramah,sopan santun,dan jarang ditemukan di kota-kota besar tentunya,,,ketika saya tanya,,dik senang disini???? jawabnya,,,,kenapa tidak senang,,senang kak,,,wow bukanya mereka sosok yang perlu kita tiru,dibalik kesederhanaanya mereka mempunyai rasa syukur yang luar biasa,,,kembali ke rasa saya akan RAGU UNTUK PEDULI,,saya mendapatkan suatu jawaban logis dari seorang narasumber yang tak lain sosok seorang  kakak yang bernama dewa putu siska putra  dimana semua fasilitas tersebut adalah hasil dari sumbangan...terakhir maukah kita menjadi anak panti walau dengan fasilitas bak orang gedongan????tentu jawabnya tidak...disinilah kita dapat menarik suatu kesimpulan,bersyukurlah akan apa yang kita punya,yang belum tentu orang lain punya,,masak rasa bersyukur kita dikalahkan anak panti tersebut....
Regards DEWA OKA BALINESE.